Saturday, December 13, 2008

BerSahaBaT dengan WakTu


sudah sekian hari
tak ada telpon darinya
tak ada sms
tak ada private message darinya
hanya blog ini dan blognya
yang menjadi media kami 'berbicara'
media aku 'mendengar' hatinya
dan kemudian 'memeluk'nya...

ketika aku sadar
bahwa aku tak bisa memaksa
aku hanya mampu menunggu
setelah dengan sekuat hati meyakinkannya
ya...semoga ini pasrah namanya..

kuberikan semua waktu yang kau perlukan
untuk segala yang ada di hati dan pikiranmu
tak ada maksud untuk memaksa
hanya bisa diam dan menikmati tiap detik yang berlalu

detik menjadi menit
menit menjadi jam
jam mengganti harinya
dan aku masih disini
menanti...

dan suatu pagi..
disana kulihat kau
duduk menunggu
digerbang kantorku
yah..nyata..
menghadirkan senyum di wajah ini
dan bahagia di hati ini
tak terkira..
ingin rasanya memeluk
ahh sayang tak bisa...

terimakasih sudah hadir kembali disini
yah disini...di hidupku
tak perduli apa yang ada nantinya
yang ku tau
ku tak mau kehilangan dirimu


Tuesday, December 9, 2008

.: CeriTa TenTanG SeBuaH CeRiTa :.

seorang anak kecil
yang diberikan buku gambar
besar..kosong..putih

tak lama
dikenalnya sebuah pensil
aaahh..
dia mulai menggambar diatasnya
walaupun tak memiliki arti khusus
tapi dia senang..

dan ketika dia mendapatkan hadiah sekotak crayon
hatinya sangat bahagiah
crayon tersebut berwarna warni
sesuatu hal yang sangat berbeda
dari sebuah pensil biasa...
sungguh tak pernah dia mengharapkan hadiah ini

kemudian ia belajar bahwa
sekotak crayon tersebut tidak hanya
mampu memberi garis tajam,lingkaran dan bahkan
lengkung bergelombang
tetapi juga mampu mewarnaiii
yahh..MEWARNAI
mewarnai smua garis yang ia buat
mampu ia beri warna..
sesuka hatinya..
sesuka kehendaknya...
sesuatu yang ia sangat sadari..
crayon tersebut
memberi makna..memberi arti..
dari hanya sekedar garis..gambar atau bahkan selembar kertas putihpun..

hingga sang ibu mengetahui bahwa
ia blum cukup umur untuk bermain dengan crayon
crayon tsb bisa saja termakan atau
ia coretkan ke tempat yang tidak semestinya...
dan hilanglah crayon dari genggamannya...
ia pun kembali dengan pensilnya.

anak itu merasakan ada yang hilang
ada yg kurang dari gambarnya
gambar tersebut tak lagi sehidup gambarnya dengan crayon
walaupun tak kehilangan arti tapi
menjadikannya tak ingin menggambar tanpa crayonnya
dan ia pun mulai menangis meminta sekotak crayonnya.

salahkah ia menangis?
salahkah ia berusaha memperjuangkan
apa yang diyakininya bisa membuatnya bahagia??

ia menyuarakan haknya
hak untuk bahagia..
walaupun hanya dengan sekotak crayon
yang saat ini sangat ia dambakan...

----***----

perumpamaan itu
walau terlihat sangat simpel
tapi memang itu adanya
sesimpel itu...

kau memberi warna layaknya sekotak crayon
pada hidupku yang belum terisi penuh lembarannya.

salahkah aku memperjuangkan hak aku untuk bahagia
karna apa yang kuanggap bahagiaku adalah kamu

dan kemudian aku bertanya
apakah aku adalah bahagiamu ?
apakah aku pantas untuk kau perjuangkan
wahai crayon sang pemegang bahagiaku ?

lantas kenapa kau
menanggalkan bahagiamu
dan justru hidup dalam sebuah kekosongan hati yang mendalam ?
menciptakan kesedihan untuk dirimu sendiri
dan bersandirawa dalam tiap detik hembusan nafas membawamu hidup.

perjuangkanlah aku wahai crayon
jika kau pikir aku berharga dlm hidupmu..
karna akupun akan memperjuangkanmu
memperjuangkan bahagiamu
dan biarkanlah kita membuat banyak gambar dan mewarnainya dalam sisa lembar hidupmu dan hidupku

tapi jika menurutmu
aku tak layak dan tak berharga
untuk kau perjuangkan
maka lupakanlah semuanya...